Selasa, 23 September 2008

DEWA DEWI YUNANI

Aphrodite adalah Dewi Cinta dan Kecantikan dalam mitologi Yunani. Ia dilahirkan dari buih di laut yang berasal dari sperma Zeus. Aphrodite menikah dengan Hefestus dan memiliki seorang putra, Eros yang menjadi Dewa Asmara. Aphrodite juga diceritakan berselingkuh dengan Ares, Dewa Perang.Mitos Aphrodite dan Pandora lahir untuk menandai fase perjalanan sejarah bangsa Yunani. Pandora telah mewakili posisi wanita di masa keterbelakangan peradaban. Sementara Aphrodite mewakili status wanita pada masa kejayaannya.
Antum sekalian pernah mendengar nama Aphrodite? Kalau belum, izinkanlah saya menceritakan asal usulnya.

Ketika Yunani menjadi pusat peradaban dunia sebelum masehi, atas nama kebebasan, keindahan, dan seni mereka menyanjung kecantikan wanita setinggi langit. Saking tingginya pemujaan mereka terhadap wanita, mereka menyelipkan beberapa di antaranya sebagai tuhan.

Nah, Aphrodite adalah salah satu tuhan wanita yang amat masyhur di kalangan bangsa Yunani. Dalam mitos bangsa YUnani Aphrodite ini adalah istri dari tuhan pria. Tapi ia kemudian ia menyeleweng dengan tiga tuhan pria lainnya. Tidak! Aphrodite bukan hanya menyeleweng dengan tiga tuhan pria. Ia juga menyeleweng dengan seorang pria biasa dari makhluk manusia.

Penyelewengan Aphrodite dengan pria makhluk manusia ternyata menyebabkan Aphrodite hamil. Beberapa waktu lahirlah putra Aphrodite, namanya Kupid.

Wah, gawat. Ternyata tidak! Orang Yunani ternyata tidak mencela -apalagi mencampakkan- tuhan wanita yang ketahuan menyeleweng. Ironisnya, putera hasil penyelewengan Aphrodite itu malah dinobatkan sebagai tuhan baru. Jadilah orang Yunani punya tuhan baru yang bernama Kupid alias tuhan cinta.

Dulu saya pernah bertanya, mengapa seni pahat Yunani selalu menghadirkan patung wanita telanjang yang cantik jelita. Rupanya, patung-patung wanita bukan sekedar karya seni. Tapi juga mempunyai nuansa religius yang sangat kental. Mereka menyembah patung-patung telanjang itu sekaligus menjadikannya sebagai inspirasi seksual mereka.

Kasus yang sama pernah terjadi di India (Bammark) dan Iran (Mazda) ketika dua negara ini mencapai puncak kejayaannya. Bahkan di India, di zaman revolusi Tantra, mereka menjadikan alat kelamin pria dan wanita sebagai tuhan.

Kehadiran tuhan-tuhan betina itu telah memberi legitimasi religius bagi semua bentuk hubungan seksual, baik melalui pernikahan, pelacuran, dan lainnya. Hubungan seksual itu selanjutnya disanjung sebagai bentuk ritual baru. Sehingga pelacur-pelacur Yunani misalnya, tidak perlu mendirikan rumah bordil untuk melakukan tugas mereka. Tapi cukup menjadi biarawati. Karena fungsi biarawati ketika itu bersifat ganda : keagamaan dan seksual. Sebaliknya, rumah-rumah bordil di Yunani juga mendapat fungsi baru, sebagai tempat pembuangan hajat seksua dan sebagi tempat ibadah yang sakral. Na'udzubillah min dzaalik.

Kita semua akan terkejut, kalau Aphrodite dipertemukan dengan mitos Yunani tentang wanita jauh sebelum masa kejayaannya. Saat itu orang Yunani mengenal mitos Pandora. Mitos ini menganggap wanita sebagi "mata air segala mala petaka dan duka lara manusia sepanjang hidup". Mitos ini mirip dengan mitos Yahudi yang menganggap wanita sebagai "mata tempat mengalir segala duka dan lara".

Mitos ini mendorong kaum pria memperlakukan wanita sebagi budak yang tak berharga, dan hanya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan seks. Selain itu, keberadaan wanita hanya menjadi penyebab semua malapetaka yang menimpa manusia sepanjang hidup.

Mitos Aphrodite dan Pandora lahir untuk menandai fase perjalanan sejarah bangsa Yunani. Pandora telah mewakili posisi wanita di masa keterbelakangan peradaban. Sementara Aphrodite mewakili status wanita pada masa kejayaannya.

Namun ada yang perlu di catat di sini. Mitos Pandora telah memperlama rentang waktu keterbelakangan bangsa Yunani. Sama seperti mitos Aphrodite yang telah mempercepat proses keruntuhan bangsa Yunani. Sebab, pada mitos Pandora, wanita sebagai salah satu sayap peradaban sama sekali tidak berfungsi. Sementara pada mitos Aphrodite, wanita menjadi sumber keruntuhan moral bangsa Yunani, yang sesungguhnya menjadi tumpuan kejayaannya.

Di barat, zaman Pandora sudah berlalu sejak abad 18. Tapi sampai kini Aphrodite belum muncul. Sebab namanya sudah diganti menjadi Marlyn Monroe, Madonna, Julia Roberts, Britney Spears, Pamela Anderson, Angelina Jolie, dan sebagainya.

Tapi di dunia Islam tak ada Pandora dan juga Aphrodite. Yang ada hanya Nyi Roro Kidul, Marsinah, Benazir Butho, Begum Khalidah, Tantu Ciller.

Nah, silakan antum menyaksikan perlombaan antar bangsa menuju kehancuran. Wallahu A'lam.

Mitos Aphrodite dan Pandora lahir untuk menandai fase perjalanan sejarah bangsa Yunani. Pandora telah mewakili posisi wanita di masa keterbelakangan peradaban. Sementara Aphrodite mewakili status wanita pada masa kejayaannya.
Antum sekalian pernah mendengar nama Aphrodite? Kalau belum, izinkanlah saya menceritakan asal usulnya.

Ketika Yunani menjadi pusat peradaban dunia sebelum masehi, atas nama kebebasan, keindahan, dan seni mereka menyanjung kecantikan wanita setinggi langit. Saking tingginya pemujaan mereka terhadap wanita, mereka menyelipkan beberapa di antaranya sebagai tuhan.

Nah, Aphrodite adalah salah satu tuhan wanita yang amat masyhur di kalangan bangsa Yunani. Dalam mitos bangsa YUnani Aphrodite ini adalah istri dari tuhan pria. Tapi ia kemudian ia menyeleweng dengan tiga tuhan pria lainnya. Tidak! Aphrodite bukan hanya menyeleweng dengan tiga tuhan pria. Ia juga menyeleweng dengan seorang pria biasa dari makhluk manusia.

Penyelewengan Aphrodite dengan pria makhluk manusia ternyata menyebabkan Aphrodite hamil. Beberapa waktu lahirlah putra Aphrodite, namanya Kupid.

Wah, gawat. Ternyata tidak! Orang Yunani ternyata tidak mencela -apalagi mencampakkan- tuhan wanita yang ketahuan menyeleweng. Ironisnya, putera hasil penyelewengan Aphrodite itu malah dinobatkan sebagai tuhan baru. Jadilah orang Yunani punya tuhan baru yang bernama Kupid alias tuhan cinta.

Dulu saya pernah bertanya, mengapa seni pahat Yunani selalu menghadirkan patung wanita telanjang yang cantik jelita. Rupanya, patung-patung wanita bukan sekedar karya seni. Tapi juga mempunyai nuansa religius yang sangat kental. Mereka menyembah patung-patung telanjang itu sekaligus menjadikannya sebagai inspirasi seksual mereka.

Kasus yang sama pernah terjadi di India (Bammark) dan Iran (Mazda) ketika dua negara ini mencapai puncak kejayaannya. Bahkan di India, di zaman revolusi Tantra, mereka menjadikan alat kelamin pria dan wanita sebagai tuhan.

Kehadiran tuhan-tuhan betina itu telah memberi legitimasi religius bagi semua bentuk hubungan seksual, baik melalui pernikahan, pelacuran, dan lainnya. Hubungan seksual itu selanjutnya disanjung sebagai bentuk ritual baru. Sehingga pelacur-pelacur Yunani misalnya, tidak perlu mendirikan rumah bordil untuk melakukan tugas mereka. Tapi cukup menjadi biarawati. Karena fungsi biarawati ketika itu bersifat ganda : keagamaan dan seksual. Sebaliknya, rumah-rumah bordil di Yunani juga mendapat fungsi baru, sebagai tempat pembuangan hajat seksua dan sebagi tempat ibadah yang sakral. Na'udzubillah min dzaalik.

Kita semua akan terkejut, kalau Aphrodite dipertemukan dengan mitos Yunani tentang wanita jauh sebelum masa kejayaannya. Saat itu orang Yunani mengenal mitos Pandora. Mitos ini menganggap wanita sebagi "mata air segala mala petaka dan duka lara manusia sepanjang hidup". Mitos ini mirip dengan mitos Yahudi yang menganggap wanita sebagai "mata tempat mengalir segala duka dan lara".

Mitos ini mendorong kaum pria memperlakukan wanita sebagi budak yang tak berharga, dan hanya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan seks. Selain itu, keberadaan wanita hanya menjadi penyebab semua malapetaka yang menimpa manusia sepanjang hidup.

Mitos Aphrodite dan Pandora lahir untuk menandai fase perjalanan sejarah bangsa Yunani. Pandora telah mewakili posisi wanita di masa keterbelakangan peradaban. Sementara Aphrodite mewakili status wanita pada masa kejayaannya.

Namun ada yang perlu di catat di sini. Mitos Pandora telah memperlama rentang waktu keterbelakangan bangsa Yunani. Sama seperti mitos Aphrodite yang telah mempercepat proses keruntuhan bangsa Yunani. Sebab, pada mitos Pandora, wanita sebagai salah satu sayap peradaban sama sekali tidak berfungsi. Sementara pada mitos Aphrodite, wanita menjadi sumber keruntuhan moral bangsa Yunani, yang sesungguhnya menjadi tumpuan kejayaannya.


Tapi di dunia Islam tak ada Pandora dan juga Aphrodite. Yang ada hanya Nyi Roro Kidul, Marsinah, Benazir Butho, Begum Khalidah, Tantu Ciller.

Nah, silakan antum menyaksikan perlombaan antar bangsa menuju kehancuran. Wallahu A'lam.
Mitos Aphrodite dan Pandora lahir untuk menandai fase perjalanan sejarah bangsa Yunani. Pandora telah mewakili posisi wanita di masa keterbelakangan peradaban. Sementara Aphrodite mewakili status wanita pada masa kejayaannya.
Antum sekalian pernah mendengar nama Aphrodite? Kalau belum, izinkanlah saya menceritakan asal usulnya.

Ketika Yunani menjadi pusat peradaban dunia sebelum masehi, atas nama kebebasan, keindahan, dan seni mereka menyanjung kecantikan wanita setinggi langit. Saking tingginya pemujaan mereka terhadap wanita, mereka menyelipkan beberapa di antaranya sebagai tuhan.

Nah, Aphrodite adalah salah satu tuhan wanita yang amat masyhur di kalangan bangsa Yunani. Dalam mitos bangsa YUnani Aphrodite ini adalah istri dari tuhan pria. Tapi ia kemudian ia menyeleweng dengan tiga tuhan pria lainnya. Tidak! Aphrodite bukan hanya menyeleweng dengan tiga tuhan pria. Ia juga menyeleweng dengan seorang pria biasa dari makhluk manusia.

Penyelewengan Aphrodite dengan pria makhluk manusia ternyata menyebabkan Aphrodite hamil. Beberapa waktu lahirlah putra Aphrodite, namanya Kupid.

Wah, gawat. Ternyata tidak! Orang Yunani ternyata tidak mencela -apalagi mencampakkan- tuhan wanita yang ketahuan menyeleweng. Ironisnya, putera hasil penyelewengan Aphrodite itu malah dinobatkan sebagai tuhan baru. Jadilah orang Yunani punya tuhan baru yang bernama Kupid alias tuhan cinta.

Dulu saya pernah bertanya, mengapa seni pahat Yunani selalu menghadirkan patung wanita telanjang yang cantik jelita. Rupanya, patung-patung wanita bukan sekedar karya seni. Tapi juga mempunyai nuansa religius yang sangat kental. Mereka menyembah patung-patung telanjang itu sekaligus menjadikannya sebagai inspirasi seksual mereka.

Kasus yang sama pernah terjadi di India (Bammark) dan Iran (Mazda) ketika dua negara ini mencapai puncak kejayaannya. Bahkan di India, di zaman revolusi Tantra, mereka menjadikan alat kelamin pria dan wanita sebagai tuhan.

Kehadiran tuhan-tuhan betina itu telah memberi legitimasi religius bagi semua bentuk hubungan seksual, baik melalui pernikahan, pelacuran, dan lainnya. Hubungan seksual itu selanjutnya disanjung sebagai bentuk ritual baru. Sehingga pelacur-pelacur Yunani misalnya, tidak perlu mendirikan rumah bordil untuk melakukan tugas mereka. Tapi cukup menjadi biarawati. Karena fungsi biarawati ketika itu bersifat ganda : keagamaan dan seksual. Sebaliknya, rumah-rumah bordil di Yunani juga mendapat fungsi baru, sebagai tempat pembuangan hajat seksua dan sebagi tempat ibadah yang sakral. Na'udzubillah min dzaalik.

Kita semua akan terkejut, kalau Aphrodite dipertemukan dengan mitos Yunani tentang wanita jauh sebelum masa kejayaannya. Saat itu orang Yunani mengenal mitos Pandora. Mitos ini menganggap wanita sebagi "mata air segala mala petaka dan duka lara manusia sepanjang hidup". Mitos ini mirip dengan mitos Yahudi yang menganggap wanita sebagai "mata tempat mengalir segala duka dan lara".

Mitos ini mendorong kaum pria memperlakukan wanita sebagi budak yang tak berharga, dan hanya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan seks. Selain itu, keberadaan wanita hanya menjadi penyebab semua malapetaka yang menimpa manusia sepanjang hidup.

Mitos Aphrodite dan Pandora lahir untuk menandai fase perjalanan sejarah bangsa Yunani. Pandora telah mewakili posisi wanita di masa keterbelakangan peradaban. Sementara Aphrodite mewakili status wanita pada masa kejayaannya.

Namun ada yang perlu di catat di sini. Mitos Pandora telah memperlama rentang waktu keterbelakangan bangsa Yunani. Sama seperti mitos Aphrodite yang telah mempercepat proses keruntuhan bangsa Yunani. Sebab, pada mitos Pandora, wanita sebagai salah satu sayap peradaban sama sekali tidak berfungsi. Sementara pada mitos Aphrodite, wanita menjadi sumber keruntuhan moral bangsa Yunani, yang sesungguhnya menjadi tumpuan kejayaannya.

Di barat, zaman Pandora sudah berlalu sejak abad 18. Tapi sampai kini Aphrodite belum muncul. Sebab namanya sudah diganti menjadi Marlyn Monroe, Madonna, Julia Roberts, Britney Spears, Pamela Anderson, Angelina Jolie, dan sebagainya.

Tapi di dunia Islam tak ada Pandora dan juga Aphrodite. Yang ada hanya Nyi Roro Kidul, Marsinah, Benazir Butho, Begum Khalidah, Tantu Ciller.
Hestia menyerahkan posisinya sebagai anggota Olimpus kepada Dionisius agar dapat hidup bersama manusia (akhirnya dia diangkat sebagai penjaga api di Olimpus) maka ia menolak disebut sebagai anggota Olimpus. Persefone tingal selama 6 bulan setiap tahunnya bersama suaminya Hades di dunia bawah tanah (konon mengakibatkan kegersangan di musim gugur dan dingin). 6 bulan lainnya, ia boleh kembali ke Olimpus dan tinggal bersama ibunya, Demeter. Walaupun Hades termasuk dewa utama Yunani, tetapi karena tinggal di dunia bawah tanah maka ia tidak erat dengan Olimpus. Dalam kisah lain, Helios memberikan tempatnya untuk Apollo. Hebe, seorang pembawa cawan anggur bagi para dewa menyerahkan posisinya di Olimpus untuk menikahi Herakles yang menjadi dewa Olimpus setelah wafat.
Nah, silakan antum menyaksikan perlombaan antar bangsa menuju kehancuran. Wallahu A'lam

Setiap dewa dewi dalam Mitologi Yunani memiliki setidaknya satu unsur yang dikuasai dan dilindunginya. Unsur itu masing-masing adalah :

  1. Zeus adalah pemimpin para dewa, penguasa Olimpus, dewa iklim dan cuaca.
  2. Hera, istri Zeus, adalah dewi pelindung pernikahan, pengorbanan dan kesetiaan.
  3. Poseidon adalah dewa laut.
  4. Ares adalah dewa perang dan pembantaian.
  5. Hermes adalah dewa penunjuk jalan, pelindung para petualang,penggembala dan penghiburan. Ia juga utusan dewa Zeus.
  6. Hefestus adalah dewa api, tukang kayu, penempa besi dan pengrajin senjata.
  7. Aphrodite adalah dewi cinta, seks dan keindahan fisik.
  8. Athena adalah dewi kebijaksanaan, perang, keindahan jiwa, seni dan pendidikan.
  9. Apollo adalah dewa cahaya, musik, tarian, obat-obatan dan pelindung para pepanah.
  10. Artemis adalah dewi pelindung hewan, perburuan, kesuburan dan kesucian.
  11. Demeter adalah dewi bunga, tumbuh-tumbuhan, makanan, argraris dan pelindung bahtera perkawinan.
  12. Hestia adalah dewi pelindung rumah, keluarga dan perapian.
.Hestia menyerahkan posisinya sebagai anggota Olimpus kepada Dionisius agar dapat hidup bersama manusia (akhirnya dia diangkat sebagai penjaga api di Olimpus) maka ia menolak disebut sebagai anggota Olimpus. Persefone tingal selama 6 bulan setiap tahunnya bersama suaminya Hades di dunia bawah tanah (konon mengakibatkan kegersangan di musim gugur dan dingin). 6 bulan lainnya, ia boleh kembali ke Olimpus dan tinggal bersama ibunya, Demeter. Walaupun Hades termasuk dewa utama Yunani, tetapi karena tinggal di dunia bawah tanah maka ia tidak erat dengan Olimpus. Dalam kisah lain, Helios memberikan tempatnya untuk Apollo. Hebe, seorang pembawa cawan anggur bagi para dewa menyerahkan posisinya di Olimpus untuk menikahi Herakles yang menjadi dewa Olimpus setelah wafat.Sejak dunia mengenal Sosialisme dan Kapitalisme, orang-orang hidup dalam kungkungan teror, yang barangkali disebut Marx sebagai revolusi. Sebagaimana sebaris kalimat yang saya ingat: seseorang yang memegang palu akan melihat segala persoalan di hadapannya sebagai paku. Begitupun orang-orang yang disadarkan dari keterasingan itu pun melihat masyarakat sebagai sebuah susunan konspiratif dan dibayang-bayangi oleh utopia yang tak kunjung tercapai.

Tidak ada komentar: